Serpihan Hati

Ketika angin dengan sengaja membisikkan namamu, maka saat itulah kusambar namamu darinya, lalu segera kuselipkan di balik bantal tidurku. Bukan berharap agar namamu dapat berubah menjadi benda yang kuharapkan, layaknya mitos tentang gigi yang diselipkan di balik bantal, berharap peri gigi akan datang dan menggantinya dengan benda yang kau damba-dambakan. Bukan, bukan untuk itu, sayang. Yang aku mau hanyalah bisa memimpikanmu di setiap malamku terlelap. Hanya itu, agar esok tak perlu lagi ada ukiran wajahmu dalam semangkuk sereal sarapanku, atau awan yang membentuk sketsa wajahmu di setiap pagi aku memandangi langit.

Apa aku bilang soal memandangi langit? aku selalu ingat hal itu setiap kali aku memandangi langit. Langit pagi. Pernah aku tak sengaja menemukan serpihan-serpihan hatimu─bersamaan dengan linangan air matamu─di jejak-jejak masa lalumu. Aku memunguti serpihan-serpihan itu satu per satu, senti per senti, dan kuletakkan semua itu di tanganku. Aku membawanya pulang dengan harapan dapat menyatukannya lagi. Apapun caranya─tanpa banyak berpikir─serpihan-serpihan ini harus menyatu lagi seperti sedia kala.

Malam demi malam telah kulewati demi menyatukan serpihan-serpihan ini. Mataku memerah dan berair, jemariku tak jarang tersengsam jarum, tapi kuabaikan perihnya dan kuteruskan upayaku. Saat itu niatku telah berhasil mengalahkan rasa sakitku. Detik berganti menit, hari berganti minggu, siang berganti malam, hingga ulat telah bertranformasi menjadi kupu-kupu yang cantik, aku senantiasa menyatukan serpihan-serpihan hatimu begitu detail dan penuh harap.

Dan tak kusangka aku bisa. Aku berhasil! senyumku tatkala mengembang, perasaanku senang tak karuan, harapanku yang hanya sebuah angan kini akan menjadi nyata. Bayangan kebaahagiaanku telah tergambar jelas di pelupuk mataku. Hatiku sudah tak sabar lagi menanti.

Aku menemuimu sambil membawa serpihan-serpihan hatimu yang telah kurangkai hingga kembali (menyerupai) seperti sedia kala. Walau banyak bagian yang harus kutambal karena tak kutemukan serpihan-serpihan hatimu yang terlalu kecil, tapi ini bagiku sudah terlihat sempurna (untuk sesuatu yang sudah pernah hancur tentunya). Kau pun hadir di depanku, lalu dengan percaya diri aku julurkan kedua tanganku, dan kutunjukkan benda ini padamu. Serpihan hatimu yang kembali utuh. Senyumku mengembang. Ingin rasanya aku membusungkan dadaku karena kubangga dengan hasil kerja kerasku.

Kau pun tersenyum ketika melihat hatimu yang telah kembali utuh. Tapi, senyummu bukanlah senyum untuk menerima. Kau menggeleng setelahnya, lalu kau tunjukkan sesuatu darimu. Kau sedikit merobek dadamu, lalu kau masukkan tanganmu ke dalamnya; kau mengambil sesuatu dari dalamnya. Dan sesaat kemudian kau tunjukkan benda itu padaku; sebuah hati yang baru. Begitu baru hingga merahnya masih sangat merona. Saat itu kau tersenyum, lalu kau katakan padaku bila baru saja kau mendapatkannya dari orang lain. Seseorang telah memberikan hati yang baru padamu.

Aku terpaku─kau tersenyum. Sambil mengucap kata terima kasih atas usahaku kau pun berbalik dan sirna dari pandanganku. Bahkan kau pergi tanpa membawa pemberianku. Aku hanya bisa tertunduk dengan batin yang terus mengutuk. Aku mengutuk diriku dan juga kebodohanku. Rupanya percuma usahaku sejauh ini. Bersusah payah aku memperbaiki hatimu, menyatukan lagi hatimu, mengisi kembali hatimu dengan segala yang pernah kau punya, tapi kau lebih menyukai hati yang baru. Hati yang diberikan dari selain diriku. Hati baru yang masih kosong dan belum terisi apa pun. Aku tertegun meratapi nasibku, mataku menatap lesu hatimu yang masih ada digenggaman tanganku, senyumku telah sirna.

Aku pulang dengan langkah sempoyongan. Hatiku yang remuk telah meninggalkan jejak berupa serpihan-serpihan kecil di atas tanah. Di tiap sisinya, ada linangan piluku yang terjatuh. Kini hatikulah yang hancur.

Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

Leave a Reply

Thanks karena udah mau mampir untuk membaca tulisan-tulisan gue di sini. Thanks juga buat yang udah mau berkomentar di comment box ini. Grazie!

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.