Ketika angin dengan sengaja membisikkan namamu, maka saat itulah kusambar namamu darinya, lalu segera kuselipkan di balik bantal tidurku. Bukan berharap agar namamu dapat berubah menjadi benda yang kuharapkan, layaknya mitos tentang gigi yang diselipkan di balik bantal, berharap peri gigi akan datang dan menggantinya dengan benda yang kau damba-dambakan. Bukan, bukan untuk itu, sayang. Yang aku mau hanyalah bisa memimpikanmu di setiap malamku terlelap. Hanya itu, agar esok tak perlu lagi ada ukiran wajahmu dalam semangkuk sereal sarapanku, atau awan yang membentuk sketsa wajahmu di setiap pagi aku memandangi langit.
Apa aku bilang soal memandangi langit? aku selalu ingat hal itu setiap kali aku memandangi langit. Langit pagi. Pernah aku tak sengaja menemukan serpihan-serpihan hatimu─bersamaan dengan linangan air matamu─di jejak-jejak masa lalumu. Aku memunguti serpihan-serpihan itu satu per satu, senti per senti, dan kuletakkan semua itu di tanganku. Aku membawanya pulang dengan harapan dapat menyatukannya lagi. Apapun caranya─tanpa banyak berpikir─serpihan-serpihan ini harus menyatu lagi seperti sedia kala.
Search
New: Mariana, Perempuan yang Selalu Menolak Cinta dan Cerita Lainnya
Vlog
Blogger templates
My life, my story
Total Kunjungan
Tentang Gue
- Rahardian Shandy
- Lahir di Wonogiri 1991 silam. Mulai aktif menulis sejak 2011 dan berhasil menelurkan beberapa karya yang dibukukan. Daftar karya bisa dilihat di sisi blog ini.
Group
Diberdayakan oleh Blogger.