Archive for Maret 2016

[Cerpen] Mata Air dari Negeri Hujan

Gambar: arenadaerah.blogspot.com

“Apa kau pernah mendengar tentang Negeri Hujan?”

Begitulah seorang pria yang muncul entah dari mana tiba-tiba saja bertanya kepadaku ketika aku hendak menyeruput kopiku untuk kali terakhir di warung Khasim. Ah, sial, rutukku dalam hati. Apakah hal seperti ini harus menimpaku lagi? Seingatku, tempo hari jauh sekali seorang pengelana juga pernah datang padaku dan bertanya, apakah aku pernah mendengar tentang Negeri Senja? Dan ia pun mulai berkisah padaku tentang Matahari yang Tidak Pernah Terbenam di Negeri Senja1 selama hampir satu malam penuh. Hasilnya, setelah mendengar ceritanya hingga tandas aku pun seketika mengantuk sehingga lupa untuk memeriksa keadaan kampungku. Untungnya malam itu tak ada penyamun yang sedang beraksi di kampungku. Tak ada sapi atau kambing warga yang hilang.

Dan malam ini, ketika aku baru saja hendak berkeliling guna memeriksa keadaan kampungku, seorang pria tiba-tiba saja muncul entah dari mana dan bertanya apakah aku pernah mendengar tentang Negeri Hujan. Apakah aku harus mendengarkan kisahnya―yang entah bualan atau bukan―tentang Negeri Hujan, atau aku tak perlu mendengarkan apa-apa dari lelaki itu dan langsung pergi saja untuk menunaikan tugasku―memastikan bila keamanan kampung terjamin? Tetapi, sejujurnya aku belum pernah sekalipun mendengar tentang Negeri Hujan. Lagi pula, aku penasaran, seberapa menarik kisah tentang Negeri Hujan ini? Dan apa yang membuat Negeri Hujan begitu istimewa sehingga lelaki itu mau bersusah-susah berdongeng tentang Negeri Hujan kepadaku? Aku kira tak mengapa bila mendengar kisahnya lebih dulu sebelum aku memutari kampong yang sunyi ini. Lagi pula, sekarang masih pukul 11 malam.

4 Comments

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.