Ketika diri kami sendiri
bukanlah milik kami?”
Apalah arti kehilangan,
Ketika kami sebenarnya
menemukan banyak saat kehilangan,
Dan sebaliknya, kehilangan
banyak pula saat menemukan?
Wahai, bukankah banyak kerinduan
saat kami hendak melupakan?
Dan tidak terbilang
keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya
setipis benang saja.”
Itu
adalah bunyi dari penggalan kalimat yang terdapat di sampul belakang novel
Rindu (2014) gubahan Tere Liye. Jujur, ini adalah novel pertama Tere Liye yang
saya baca meski namanya sudah tak lagi asing di telinga saya. Tetapi entah
mengapa, ketika melihat novel miliknya ini, ada ketertarikan besar dalam diri
saya untuk membelinya―lain hal ketika melihat
novelnya yang sudah terbit sebelum-sebelumnya.