Komedi Romantis

Picture by http://www.blogs.hss.ed.ac.uk/

Mimpi apa yang sudah kamu realisasikan di tahun ini?

Mendekati penghujung tahun 2016 ini pasti banyak sekali hal yang sudah kita lalui. Mulai dari hal yang sudah kita rencanakan di awal sampai yang tak pernah terduga sebelumnya. Namun pastinya hanya beberapa hal yang begitu membekas di benak kita dan rasanya begitu berharga untuk sekedar dikenang. Seperti saya pribadi. Ada banyak hal yang sudah saya lalui di 2016, tapi ada beberapa hal yang sepatutnya saya abadikan lewat sebuah tulisan. Dan salah satu caranya adalah lewat tulisan ini.

Dan menyambung kegiatan tahun lalu, di tahun ini pun saya ingin mencatatkan lagi apa saja hal-hal yang sudah saya lalui. Setidaknya, risalah ini bisa menjadi acuan bagi saya pribadi atas pencapaian apa yang sudah saya raih di tahun ini. Atau bisa menjadi perbandingan seberapa hebat tahun ini bagi saya dibanding tahun sebelumnya (Risalah 2015 saya bisa dilihat di sini). Atau juga menjadi acuan bagi saya untuk bisa membuat tahun berikutnya menjadi lebih hebat daripada tahun ini.

Di tahun ini saya mendapatkan banyak warna baru dalam hidup saya, terutama saya mampu mewujudkan salah satu mimpi saya. Tapi bukan berarti di tahun ini saya tidak menemui kegagalan. Sejujurnya, masih ada rentetan kegagalan yang saya alami di tahun ini. Dan sebagaimana yang selalu saya sukai, yaitu mendengarkan hal yang kurang baik lebih dulu baru hal baik kemudian, maka di tulisan ini saya pun akan menuturkan lebih dulu apa saja hal buruk yang saya dapatkan di tahun 2016 ini.

1. Naskah Novel yang Masih Ditolak Penerbit Mayor
Lagi-lagi, salah satu mimpi terbesar saya belum mampu saya bangkitkan sehingga menjadi nyata di tahun ini. Naskah novel saya nampaknya masih harus mengendap lebih lama lagi di laptop saya dan masih belum akan dibaca oleh orang banyak. Karena naskah saya masih juga mendapatkan penolakan. Kali ini dari 2 penerbit mayor, yakni Alvabet dan Tiga Serangkai.
Namun, seolah saya sudah terbiasa dengan penolakan, hal itu tak membuat nyali saya ciut. Saat ini saya pun masih terus memperbaiki dan mengajukan naskah saya ke salah satu penerbit mayor. Semoga saja kali ini naskah saya dapat diterima meski sebetulnya saya pun tak berharap banyak. Hehe...

2. Naskah Cerpen yang Masih Ditolak Koran Minggu
Sama seperti nasib naskah novel saya, beberapa naskah cerpen saya sampai saat ini pun belum juga berhasil menembus Koran Minggu. Berbagai koran yang biasa menerima naskah cerpen belum bersedia menerima cerpen saya. Nampaknya saya masih harus bersabar dan lebih banyak belajar menulis lagi. Kendati pun cerpen-cerpen saya tidak diterima oleh banyak koran Minggu, kemungkinan saya akan kembali membukukannya lewat jalur indie.

3. Penjualan Buku Pribadi yang Belum Mencapai Target
Kenyataan memang tak selalu sesuai angan. Itulah yang saya alami di tahun 2016 ini. Kebahagiaan saya bisa menerbitkan buku secara indie tampaknya harus sedikit terganggu dengan target penjualan buku yang belum tercapai. Walaupun sebetulnya saya sendiri tidak terlalu memikirkan keuntungan dari setiap penjualan buku, karena target utama saya adalah karya saya bisa menyapa banyak orang. Namun, rasanya hal itu belum bisa terpenuhi di tahun ini. Semoga saja di tahun 2017 nanti buku saya dapat menyapa lebih banyak orang lagi.

4. Terpaksa Mengendapkan Banyak Naskah
Biasanya saya tidak pernah mengendapkan sebuah naskah novel lebih dari tiga bulan dan cerpen lebih dari seminggu. Tapi nampaknya di tahun ini saya terpaksa harus mengendapkan beberapa naskah saya melampaui batas itu. Yaaahhh... terlalu disibukkan oleh beberapa hal, mulai dari menyelesaikan projek sampai dengan kegiatan lain dan tentunya pekerjaan, maka saya terpaksa harus mengendapkan beberapa naskah saya. Namun saya sendiri sudah berjanji akan tetap menyelesaikan semua naskah itu. Karena prinsip saya adalah menyelesaikan apa yang sudah saya mulai.

5. Kurang Produktif Membaca Lebih Banyak Buku dan Menulis Lebih Banyak
Di tahun ini, entah mengapa, saya merasa terlalu kurang mendapatkan waktu luang. Sehingga saya sedikit lupa memberikan ruang untuk melakukan berbagai hal yang saya senangi, seperti membaca atau berlibur. Di tahun ini saja saya hanya berhasil membaca 15 buku dari target 20 buku. Dan lebih lagi saya tidak mampu menulis cerpen baru lebih dari 4 cerpen. Sungguh, saya merasakan kemerosotan drastis dalam dua hal ini dibandingkan tahun lalu. Di tahun depan, saya harus lebih produktif lagi!

6. Gagal Pergi Berlibur Bareng Geng Arisan
Ini salah satu momen yang cukup saya sesali di tahun ini. Gagal pergi berlibur bareng teman-teman dekat saya yang juga mengadakan arisan. Apalagi tujuan utama diadakannya arisan sendiri adalah demi menjaga tali silaturahim. Karena untuk uang arisan yang ditanggungkan kepada setiap orang pun tergolong kecil. Itulah kenapa saya cukup menyesali karena tidak bisa ikut pergi berlibur dengan mereka. Di sini saya merasa kehilangan salah satu momen seru dan kenangan yang pastinya bisa menjadi kenangan berharga di masa kelak.

Sepertinya itu beberapa hal kurang baik yang cukup banyak saya alami di 2016. Dan sekarang saatnya hal baik yang saya dapatkan di tahun 2016.

1. Mendapatkan (lagi) yang Serba Kali Pertama: Menyelesaikan Projek Ghostwriter, Mendapatkan Cinta, Melangsungkan Reuni Akbar SD & Menerbitkan Buku Fiksi!

Projek Ghoswriter
Ada salah satu projek menulis yang membuat saya senang sekaligus lega begitu berhasil menyelesaikannya, yakni projek Ghostwriter. Kenapa? Karena ini adalah projek yang murni saya motori sendiri dan saya garap bersama beberapa rekan saya. Dan jelas berbeda dari projek buku non-fiksi sebelumnya yang tidak lain adalah projek dari kantor. Apalagi klien saya ini mengaku sangat senang dan puas dengan hasilnya. Dan dengan ini saya pun sangat pede untuk mengatakan, bagi yang ingin membuat buku bisa langsung menghubungi saya hehehe....

Cinta Pertama dan Reuni Akbar SD Perdana
Dan yang tak kalah spesial, di tahun ini untuk kali pertama saya mendapatkan cinta pertama saya. Mungkin ini bukan hal yang penting atau terkesan norak bagi kalian, tapi bagaimanapun ini tetap menjadi hal spesial yang telah menjadi bagian dalam perjalanan hidup saya di tahun ini. Anyway, kita tidak pernah tahu kepada siapa kita akan dipertemukan dan jatuh cinta dibuatnya. Karena nyatanya saya sendiri dipertemukan oleh cinta pertama saya yang tidak lain teman sekelas adik saya sekaligus junior saya sewaktu SD. Haha...

Yang membuat cinta pertama ini lebih spesial lagi adalah karena kami dipertemukan dalam persiapan mengadakan acara reuni akbar SD perdana. Bagi yang belum tahu, saya sendiri alumni SD Bani Saleh 4 Bekasi. Dan yang membuat acara ini spesial adalah ini merupakan acara reuni akbar perdana yang diadakan oleh SD. Ditambah kami sebagai panitia mampu mendatangkan lagi guru-guru yang sudah tidak lagi mengajar di SD Bani Saleh 4 untuk menghadiri acara tersebut.

Menerbitkan Buku Fiksi Pertama
Nah, kalau ini hal yang tak kalah spesial dalam hidup saya. Mariana adalah buku fiksi pertama saya yang merupakan kumpulan cerita pendek. Tema yang saya ambil tidak lain adalah kekerasan, cinta dan seks. Dan yang perlu digarisbawahi, kisah cinta yang saya sajikan di buku ini tidak melulu mendayu-dayu dan kelewat berelegi.

Yaahh... sekalipun masih lewat jalur indie di mana saya yang mengerjakan semuanya sendiri dan menggunakan modal pribadi, tapi paling tidak saya berhasil merealisasikan secuil impian saya, yakni menerbitkan buku fiksi sendiri. Kebahagiaan saya atas terbitnya buku saya ini pun sudah saya tuangkan di postingan saya di sini: Buku Fiksi Pertama dan Impian yang Terwujud

Dan bagi yang penasaran bisa langsung memesan buku saya di sini: Indiebook.com

Oh, iya, bagi yang sudah membacanya juga bisa langsung mengulas dan memberikan bintang di Good Reads lho: goodreads.com

2. Dituliskan Resensi Buku oleh Salah Satu Cerpenis Hebat Indonesia
Ini juga menjadi hal spesial yang terjadi dalam hidup saya di tahun 2016. Buku saya, yang tak seberapa bagus itu, resensi perdananya ditulis oleh salah seorang cerpenis berbakat, yaitu mas Aris Kurniawan. Entah apa yang harus saya ucapkan selain bersyukur atas pertemuan saya dengan mas Aris yang bisa dibilang secara tak sengaja terjadi ketika tengah menginap di Ritz-Carlton, Nusa Dua, Bali di 2015 dalam rangka memenuhi undangan ulang tahun Epson.
Selain menuliskan resensi, mas Aris Kurniawan juga sudi memberikan sedikit endoresement untuk buku saya, yang tanpa ragu langsung saya letakan di cover belakang buku saya. Mas Aris juga sudi mengoreksi beberapa cerpen saya yang pastinya membuat saya dapat lebih banyak belajar lagi. Untuk yang mau membaca resensi buku saya bisa dilihat di sini: belagaresensi.blogspot.com

Oke, itu tadi adalah catatan juga pencapaian di tahun 2016 bagi saya. Kalau kamu bagaimana? Sperti apa tahun 2016 kamu? Pencapaian apa yang sudah kamu raih? Komen ya di kolom komentar. :))