Warga Sipil Bukanlah Tameng Bagi Hamas

Terlepas dari Pilpres 2014 yang baru saja kita lalui sebagai bangsa Indonesia. Kini, konflik antara Palestina dan Israel kembali mencuat ke permukaan setelah serangan yang dilakukan oleh Israel tepat di bulan suci ramadan ini terekam oleh media. Tidak sedikit korban luka bahkan korban meninggal akibat dari serangan yang dilakukan oleh kubu Israel tersebut. Sudah lama memang konflik antara Palestina dan Israel ini terjadi dan banyak mendapat sorotan dunia. Dan tidak dipungkiri jika banyak yang mengecam tindakan Israel tersebut, terutama negara-negara yang mayoritas berpenduduk muslim, tak terkecuali Indonesia.

Baiklah, terlepas dari persoalan agama yang membuat rakyat Indonesia begitu merasakan penderitaan rakyat Palestina saat ini, kini muncul problema baru di masyarakat kita. Ya, setidaknya itu yang saya lihat saat ini. Pemberitaan-pemberitaan soal korban sipil yang gugur dari Palestina rasanya sudah cukup menggetarkan hati kita, hati anda dan saya. Namun ada hal lain lagi yang kali ini lebih menggetarkan hati saya, bahkan membuat saya sangat miris dibuatnya. Yaitu, mereka (sebagian warga Indonesia) yang membenarkan tindakan Israel kepada rakyat Palestina. Inilah problema baru yang saya maksudkan. Mungkin sebagian dari kalian tidak menganggap bahwa ini adalah problema yang baru karena sudah lama mengetahuinya, tapi setidaknya ini problema baru bagi saya karena saya pribadi baru mengetahuinya.


Jujur, saya cukup miris saat tahu bila tak sedikit rakyat Indonesia yang terlalu cepat mengambil kesimpulan dengan membenarkan tindakan Israel atas serangan-serangan yang dilakukan pada Palestina. Saya mengatakan hal ini bukan semata-mata menganggap jika pendapat saya adalah yang paling benar, karena kebenaran yang hakiki hanya milik Tuhan. Tapi, setidaknya di blog pribadi saya ini, ijinkan saya untuk mengutarakan kesedihan saya pada kalian yang ingin menilai secara obyektif konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel, namun pada akhirnya kalian terlalu cepat mengambil kesimpulan. Tidak salah memang jika kita ingin tahu lebih tentang konflik antara kedua negara tersebut dengan membaca, mengamati, dan melihat berita dari media massa kedua negara tersebut. Tapi ada satu hal yang sering dilupakan oleh kita saat betul-betul ingin mencari tahu kebenaran dari pemberitaan media massa, yaitu jangan pernah kita memercayai 100% pemberitaan-pemberitaan media dari negara yang sedang berkonflik (Dalam hal ini media Palestina maupun Israel) karena media-media itu tak akan bisa objektif, yang pada akhirnya bisa menyesatkan bagi kita. Bila anda masih menyangkalnya, coba anda perhatikan media-media di USA tentang pemberitaan agresi militer USA yang terjadi di timur tengah. Terutama yang terjadi di Irak. Bukankah di media-media itu USA terlihat begitu superior bak pahlawan super yang ingin menyelamatkan dunia dari negara yang mereka klaim memiliki senjata kimia berbahaya. Padahal seharusnya merekalah yang harus diwaspadai oleh dunia.

Jika kita tidak bisa memercayai 100% berita-berita dari media massa dunia, lalu dari mana kita harus mencari kebenaran konflik itu? Jika muncul pertanyaan ini di benak anda, maka jawaban terbaik saya adalah coba anda pelajari sejarah awal konflik kedua negara tersebut dari berbagai media dunia. Dalam hal ini yang saya maksud adalah media-media dari negara-negara netral yang anda ketahui. Tapi, terlalu sulit memang rasanya untuk mencari tahu kebenaran soal konflik tersebut jika harus mencari tahu media-media luar. Terlalu menyita banyak waktu. Oleh karena itu, maka ijinkan saya untuk memaparkan sedikit sejarah tentang konflik berkepanjangan yang terjadi antara Palestina dan Israel yang saya tahu. Tapi, sebelumnya saya ingin mengingatkan anda jika artikel ini akan cukup panjang untuk anda baca karena saya akan mengulas sedikit sejarah. Ya, sedikit, karena ini hanya sejarah singkat.

Bisa dikatakan Yahudi dulu adalah kaum tertindas. Pada awal abad ke-12 pengusiran besar-besaran masyarakat Yahudi dari negara-negara Eropa terjadi. Penindasan Yahudi oleh Katolik mendorong orang-orang Yahudi eropa untuk kembali ke tanah suci. Dan selama abad ke-16 komunitas-komunitas besar Yahudi kebanyakan mengisi empat kota di tanah suci, yaitu Yerusalem, Hebron, Tiberias, dan Safed. Tak hanya sampai di situ. Penindasan kaum Yahudi terjadi setelah sempat dua kali terusir dari tanah Palestina. Penindasan-penindasan yang pernah terjadi pada orang-orang Yahudi inilah yang menurut saya membuat terciptanya suatu gerakan ideologis nasionalis, yaitu Zionisme.

Muncullah seorang bernama Theodor Herzl pada tahun 1896 dengan menerbitkan sebuah buku Der Judenstaat (Negara Yahudi), dan tahun berikutnya ia mengetuai Kongres Zionis Dunia pertama. Lalu pada tahun 1904-1914 sekitar 40.000 orang Yahudi berpindah ke Palestina. Perpindahan orang-orang Yahudi itu terus terjadi hingga tahun 1929 yang secara keseluruhan membawa lebih dari 100.000 orang Yahudi ke Palestina. Perpindahan berkelanjutan itu bukan tanpa alasan. Selama perang dunia I yang terjadi pada tahun 1914-1918, Menteri Luar Negeri Britania, Arthur Balfour menyatakan dukungannya atas berdirinya negara Yahudi di tanah Palestina. Pernyataannya tersebut dikenal sebagai deklarasi Balfour.

Kemudian, gerakan yang dilakukan oleh Nazi pada tahun 1930 menyebabkan terjadinya perpindahan seperempat juta orang Yahudi ke Palestina. Perpindahan secara besar-besaran inilah yang mengakibatkan pemberontakan Arab di Palestina pada tahun 1936-1939.

Singkatnya, pada tahun 1947, badan PBB yang saat itu baru dibentuk menyetujui rencana pembagian PBB. Pembagian itu membagi Palestina menjadi dua negara, yaitu negara Arab dan negara Yahudi. dan Yerusalem ditunjuk sebagai kota Internasional. Kota yang dikelola langsung oleh PBB untuk menghindari konflik berkelanjutan. Saat itu Komunitas Yahudi menerima rencana PBB itu, namun liga Arab dan komite-komite tinggi Arab menolaknya. Alasannya adalah karena kaum Yahudi mendapatkan 55% tanah dari keseluruhan tanah di Palestina, padahal rakyatnya tak lebih dari 30% total keseluruhan penduduk di Palestina. Perang pun dimulai ketika kaum Yahudi yang awalnya bersikap defensive berubah menjadi ofensif. Ekonomi warga Arab Palestina runtuh dan sekitar 250.000 warga Arab Palestina diusir ataupun mengungsi. Dari sini saya rasa anda sudah bisa memahami bagaimana seorang 'pendatang' mampu mengusir 'tuan rumahnhya'.

Pada Mei 1948, Agensi Yahudi memprokamirkan kemerdekaan dan menamai negara mereka "Israel". Sehari kemudian gabungan dari lima negara Arab, yaitu Mesir, Suriah, Lebanon, Irak, dan Yordania menyerang negara Israel yang baru dibentuk itu, menimbulkan perang yang dikenal sebagai perang Arab-Israel. Setelah satu tahu berkonflik, gencatan senjata pun dideklarasikan dan batas wilayah sementara yang dinamai garis hijau pun ditentukan. Yordania menganeksasi wilayah yang dikenal sebagai Tepi Barat dan Yerusalem Timur, sedangkan Mesir mengontrol jalur Gaza. Israel kemudia diterima sebagai anggota PBB pada tanggal 11 Mei 1949.

Selama konflik, sekitar 711.000 orang Arab Palestina atau 80% populasi Arab harus mengungsi keluar Palestina. Sementara itu dalam jangka waktu sepuluh tahun populasi Yahudi terus meningkat, dari 800.000 menjadi 2.000.000 jiwa. Singkatnya konflik itu terus berlanjut hingga saat ini.

Inilah peta perubahan wilayah Palestina dan Israel:


Sekarang bisakah anda lihat bagaimana perlahan Israel mengambil tanah Palestina hingga kini hanya tersisa sedikit. Bukankah itu salah satu dari bentuk penjajahan? Dan Gaza adalah salah satu wilayah Palestina yang masih diperjuangkan oleh rakyatnya hingga saat ini melalui bantuan Hamas. Ya, Hamas adalah salah satu simbol pemberontakan Arab Palestina pada Israel. Dan jika anda perhatikan di media-media luar, banyak yang mengatakan jika Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng. Dan menurut saya itu adalah salah besar! Mengapa? Karena rakyat Palestina senantiasa tetap berada di tanah mereka untuk mempertahankan tanah mereka sendiri dari penjajah di era modern ini. Mereka dengan sukarela berlari keluar rumah saat rudal Israel akan ditembakkan ke angkasa dan jatuh tepat ke pemukiman warga. Mengapa? Karena mereka berharap Israel tak memusnahkan rumah mereka saat mengetahui ada warga sipil di sana. Namun, Israel seperti tak mengindahkannya. Israel tetap menyerang rumah-rumah warga sipil dengan alasan Hamas bersembunyi dan menyembunyikan rudal serta persenjataan mereka di rumah-rumah warga di jalur Gaza. Apakah anda percaya dengan statement itu? Coba anda ingat kembali apa yang ditulis media di balik alasan serangan USA ke Irak. Dengan begitu, Israel seolah memberitahu pada dunia jika Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng mereka.

So, itulah pendapat saya soal konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel. Dan saya masih belum bisa membenarkan tindakan-tindakan yang dilakukan Israel selama ini. Bukankah mereka dulu pernah merasakan pedihnya dibantai oleh Nazi? Lalu mengapa kini mereka justru membantai warga sipil tak berdosa yang ada di Gaza? Apa ini bentuk balasan mereka atas pembantaian dulu? Ya, Israel dan Yahudi selalu mengungkit-ngungkit pembantaian dulu untuk mengambil simpati mata dunia. Saya akui mereka berhasil dengan itu. Tapi, apa kini dunia akan kembali bersimpati dengan mereka? Tentu tidak! Dan saya lega akan hal itu. Mengapa? Karena kini mereka (Israel) sedang membantai banyak warga sipil di jalur Gaza. Warga sipil yang juga menjadi musuh mereka. Ya, menurut saya, saat ini Israel bukan hanya berperang dengan Hamas saja, melainkan juga dengan rakyat Palestina (warga sipil). Sekarang apakah anda masih bisa membenarkan serangan-serangan yang dilakukan oleh Israel kepada warga sipil Palestina hingga menimbulkan banyak korban? Atau apakah kini anda masih bisa memaklumi serangan-serangan rudal yang diluncurkan Israel pada Palestina? Semoga tulisan saya ini dapat sedikit membuka mata, pikiran, dan hati anda. Ya, untuk anda sekalian yang masih menganggap jika tindakan yang dilakukan Israel adalah benar, untuk anda yang menganggap Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng, dan untuk anda yang masih menyalahkan sikap Hamas atas konflik berkepanjangan ini.

Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

Leave a Reply

Thanks karena udah mau mampir untuk membaca tulisan-tulisan gue di sini. Thanks juga buat yang udah mau berkomentar di comment box ini. Grazie!

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.