Kesunyian Yang Menari

Malam ini langit malam terlihat begitu kelam, sepi, sunyi, dan tak lagi indah seperti malam sebelumnya. Sang rembulan pun tak mampu memberikan sinarnya untuk menerangi gelapnya langit yang begitu luas. Dia terjebak di dalam dunianya sendiri. Sebuah dunia yang begitu gelap dan tak bercahaya. Sebuah dunia yang telah membuatnya terjebak dalam kesunyian yang begitu dalam dan menakutkan. Tak satupun bintang terlihat muncul walau hanya untuk sesaat. Mungkin sang bintang pun lebih memilih untuk diam dan bersembunyi di balik kelamnya langit malam ini. Atau mungkin bintang memang sudah enggan untuk menghapus rasa sepi sang rembulan.
Kadang dunia ini memang terlalu kejam. Memberikan sebuah kesunyian yang mendalam sebagai siksaannya. Kesunyian? Siksaan? Apakah kesunyian adalah sebuah siksaan yang diberikan oleh semesta? Ya! tentu saja iya! Kesunyian adalah sebuah lubang hitam yang begitu menakutkan, tapi begitu menggoda bila dilihat dari permukaan. Kesunyian akan memberikan rasa nikmat di awal tapi tidak bila sudah terlalu jauh terjebak di dalamnya. Kesunyian layaknya sebuah hutan pinus. Terlihat begitu indah dan mempesona, tapi akan menjadi sebuah mimpi buruk setelah masuk terlalu jauh ke dalamnya. Hanya ada rentetan pohon pinus sejauh mata memandang, tanpa terlihat jalan keluar sedikitpun. Terlalu jauh masuk ke dalam telah membuat kita terjebak di dalamnya.
Laksana sebuah mentari yang menyinari seluruh alam kala fajar menjelang hingga petang menjemput. Dunia ini hanya kehidupan sementara yang tak bertahan lama. Waktu yang telah ditentukan oleh sang pencipta akan segera tiba cepat atau lambat. Kesunyian hanya akan hilang saat datang sang pencerah. Terlalu dini memang bila menyimpulkan siapa sang pencerah yang diciptakan untuk menghilangkan kesunyian ini. Tapi terlalu dini bila menyerah begitu saja dengan kesunyian yang menari di atas lelahnya sebuah asa. Percayalah jika akan ada sang pencerah yang datang untuk menghapus kesunyian dari kehidupan ini. Bila memang dia tak bisa menghapusnya, maka biarkan dia mencoba untuk sedikit menyingkirkan kesunyian itu.

Langit malam yang begitu gelap bisa terlihat begitu indah dan mempesona saat sang rembulan bersinar dengan terangnya, ditemani ribuan bintang yang bersinar menghiasi angkasa hingga langit tak lagi sunyi. Tapi langit malam akan begitu kelam bila sang rembulan hanya sendiri di antara kesunyian malam. Tak ada bintang yang menemani walau hanya untuk sebentar. Semesta memang selalu menyimpan sisi gelap dan sisi terang yang tak pernah diketahui kapan sisi itu akan muncul di antara kehidupan ini. Kehidupan memang identik dengan ketidak pastian. Tapi percayah bila sesuatu yang pasti adalah datangnya sebuah kebahagian setelah kesedihan, datangnya sebuah cahaya setelah munculnya gelap, datangnya kebaikan setelah keburukan, dan munculnya keramaian setelah datangnya kesunyian.

Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

2 Responses to Kesunyian Yang Menari

  1. Kalo ngerasa sunyi ditengah keramaian gimana dong?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu tandanya lo terlalu merindukan orang yang bahkan jasadnya nggak bisa lo sentuh saat itu. :))

      Hapus

Thanks karena udah mau mampir untuk membaca tulisan-tulisan gue di sini. Thanks juga buat yang udah mau berkomentar di comment box ini. Grazie!

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.