![]() |
Picture by http://fh-art.net/two-boats-lake-painting/ |
Berelegi atau berpuisi,
kulampiaskan segalanya.
Hati tetap saja luka.
Yang
hilang tak mungkin kembali
meski
kubuat seribu puisi, bertinta darah.
Meski
kugubah seribu lagu sendu,
bertahta
nestapa.
Bejana
dalam relung terlanjur merenggang.
Tiada
lagi pucuk kebahagiaan yang tersirat di antaranya.
Perih
telah menggurita tanpa tahu bagaimana akhirnya.
Kukira
tak ada yang lebih perih kecuali pengkhianatan.
Pergi
tanpa pamit dan tak kembali
baru
kutahu jauh lebih mengundang luka.
Entah
apa panawar racunnya.
Entah
berapa lama aku mampu berdiri agar tak limbung,
sedang
kau tiada lagi di bumi.
Kau
tak akan kembali berkedip sebelum Izrafil
menunaikan
titah Tuhan.
Di
embusan napasnya yang kedua.